Untuk meningkatkan produktifitas, daya saing dan daya resiliensi industri peternakan dalam era krisis pangan global, penguatan kapasitas inovasi dalam industri peternakan merupakan suatu keniscayaan. Beberapa teknologi utama yang menopang implementasi Industri 4.0 dalam bidang peternakan antara lain adalah Internet of Things, Artificial Intelligence, Big Data, Robotic Technolgy, Sensor dan Teknologi 3D Printing. Prof Arief Daryanto, guru besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan Dekan Sekolah Vokasi IPB dalam seminar implementasi teknolog maju dani terkini dalam peternakan yang diselenggarakan oleh indolivestock Expo and Forum pada tanggal 7 Juli 2022, menyatakan bahwa melalui implementasi teknologi maju dan terkini dalam bidang peternakan diharapkan dapat mendorong proses produksi usaha ternak dan pengolahannya di sepanjang rantai nilainya menjadi semakin efisien, semakin produktif dan semakin berdaya tahan terhadap perubahan iklim global, terganggunya sistem logistik global karena Covid-19 dan perang Rusia dan Ukraina.
Prof Arief juga berbagi pengalaman dalam mengelola “Teaching Factory {TEFA)” di Kampus SV-IPB Sukabumi. TEFA merupakan proses pembelajaran yang menggabungkan antara tiga komponen: riset, inovasi dan pendidikan yang efektif dalam meningkatkan kompetensi staf pengajar dan lulusan SV-IPB sekaligus menjadi sumber pembangkitan pendapatan di kampus.
Model TEFA yang dikembangkan salah satunya adalah pengembangan Poultry Closed House yang merupakan kandang sistem tertutup yang dijalankan pada peternakan ayam ras modern dengan tujuan untuk menyediakan suhu dan kelembaban ideal bagi ayam ras sehingga meminimalkan stres akibat perubahan kondisi lingkungan dan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas ayam.
Kandang CH dapat meminimalkan kontak langsung ayam dengan organisme lain dan memiliki pengaturan ventilasi yang baik untuk menyediakan kondisi lingkungan yang nyaman bagi ternak ayam. Ada 7 sistem dalam CH modern, yakni Ventilation, Evaporation, Feeding, Watering, Brooding, Lighting dan Curtain Systems.
Pelaksanaan TEFA tersebut merupakan kolaborasi Triple Helix: Pemerintah, Propinsi Jawa Barat (hibah kendang), PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk. (kemitraan bisnis) dan akademisi (SV-IPB). Kandang moderen TEFA tersebut juga dilengkapi dengan aplikasi platform DMSS (Digital Mobile Surveillance System) yang dapat memantau perkembangan CH kapan pun dan dimana pun.