21 Mei 2024
Mahasiswa Program Studi Teknologi Produksi dan Pengembangan Masyarakat Pertanian (PPP) Sekolah Vokasi IPB University melakukan penyuluhan kepada petani di Desa Banjarsari, memanfaatkan daun pepaya sebagai pestisida nabati pada minggu (19/5). Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif mereka dalam mendukung keberlanjutan pertanian dan pengurangan biaya saprotan.
Penyuluhan ini menargetkan kelompok tani Setia Tani Kambangan dan bertujuan memberikan pemahaman praktis tentang cara pembuatan dan penggunaan pestisida nabati. Daun pepaya diketahui mengandung senyawa alami seperti alkaloid, terpenoid, flavonoid, dan asam amino non-protein yang efektif mengusir dan membunuh hama, termasuk hama keong yang merugikan petani setempat.
Dalam penyuluhan tersebut, mahasiswa menjelaskan teknik ekstraksi untuk memperoleh kandungan aktif dari daun pepaya dan cara aplikasi yang efektif. Selain memberikan pengetahuan teknis, mereka juga menekankan pentingnya penggunaan pestisida nabati untuk menjaga kesehatan lingkungan dan petani, serta mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang mahal.
Salah satu mahasiswa PPP, Siti Nurhaliza, mengungkapkan tujuan mereka adalah membantu petani menjadi lebih mandiri dan berkelanjutan. “Kami ingin petani dapat memanfaatkan sumber daya alam sekitar dengan optimal. Dengan daun pepaya, mereka tidak hanya menghemat biaya tetapi juga menjaga lingkungan tetap sehat,” ujarnya.
Ketua kelompok tani Setia Tani Kambangan, Mahmud, menyambut baik inisiatif mahasiswa IPB ini. “Kami sangat berterima kasih atas penyuluhan ini. Pengetahuan baru ini sangat membantu kami dalam mengurangi penggunaan pestisida kimia yang mahal,” katanya.
Selain mahasiswa, kegiatan ini juga didukung oleh dosen pembimbing Tri Budiarto, S.KPm., M.Si dan asisten dosen. Tri Budiarto menekankan pentingnya kolaborasi antara doosen dan mahasiswa dalam kegiatan adopsi inovasi ke masyarakat. “Mahasiswa dan dosen perlu banyak terjun ke lapangan untuk mendampingi petani. Ini membantu petani mengadopsi teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan efisien,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama asisten dosen Ababil Bintang, menambahkan bahwa metode pembelajaran langsung di lapangan sangat efektif. “Penyuluhan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan petani, tetapi juga membangun hubungan yang kuat antara akademisi dan masyarakat. Namun, metode yang diterapkan harus disesuaikan dengan kondisi petani agar informasi dapat diserap dengan maksimal,” katanya.
Dengan inisiatif ini, mahasiswa Prodi PPP Sekolah Vokasi IPB University berharap dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi petani Desa Banjarsari, sekaligus menginspirasi komunitas petani lainnya untuk mengadopsi teknologi pertanian berkelanjutan (TBO/ASW).