Bogor, 7 September 2024
IPB University melalui Dosen Program Studi Teknologi Produksi dan Pengembangan Masyarakat Pertanian (PS PPP) Sekolah Vokasi menyelenggarakan pelatihan pembuatan pestisida nabati dan analisis usaha tani untuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Ciharashas pada Sabtu, (7/9). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat praktik pertanian berkelanjutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Pelatihan dimulai dengan sambutan oleh Ketua Program Studi PS PPP, Muhammad Iqbal Nurulhaq, S.P., M.Si., , yang menekankan pentingnya penggunaan pestisida nabati sebagai alternatif ramah lingkungan. “Penggunaan pestisida nabati, seperti yang berbahan dasar daun pepaya, mampu mengurangi dampak negatif pestisida kimia terhadap kesehatan manusia dan lingkungan,” ujarnya.
Selanjutnya, Agief Julio Pratama, S.P., M.Si., dosen PS PPP, memaparkan proses pembuatan pestisida nabati dari daun pepaya. Beliau menjelaskan secara rinci mulai dari teknik pemilihan daun pepaya hingga aplikasi pestisida di lapangan. Dalam sesi ini, peserta sangat antusias mempelajari teknik baru tersebut, karena dianggap lebih efisien dan terjangkau.
“Teknik pembuatan pestisida nabati dari daun pepaya dapat diaplikasikan dengan mudah oleh petani lokal, sekaligus membantu menjaga keseimbangan ekosistem pertanian mereka,” tambah Agief Julio.
Galih Surya Aditama, mahasiswa PS PPP, juga memberikan materi tentang analisis usaha tani, membahas cara menghitung biaya, pendapatan, dan keuntungan yang penting untuk meningkatkan efisiensi usaha tani. “Melalui analisis usaha tani yang baik, petani dapat mengoptimalkan hasil pertanian dan meningkatkan produktivitas mereka,” jelasnya.
Menurut Umiyati, Ketua KWT Ciharashas, pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan ini sangat berguna dalam meningkatkan praktik berkebun yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Ia berharap agar seluruh anggota kelompok dapat segera mengimplementasikan ilmu yang didapat dalam kegiatan bertani sehari-hari.
“Kami sangat berterima kasih kepada Sekolah Vokasi IPB dan Program Studi PPP yang telah memberikan pelatihan ini. Ilmu yang kami dapatkan sangat bermanfaat dan akan kami terapkan dalam kegiatan bertani ke depan,” ungkap Umiyati.
Faiz, Penyuluh Pertanian Kelurahan Mulyaharja, juga menyatakan hal serupa, “Pelatihan ini tidak hanya memberikan solusi bagi pengendalian hama yang lebih aman, tetapi juga membantu petani dalam mengukur keuntungan dan meningkatkan produktivitas mereka.”
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari diskusi kelompok terarah (FGD) yang diadakan sebelumnya untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi petani di KWT Ciharashas. Salah satu permasalahan utama yang diungkapkan adalah ketergantungan pada pestisida kimia yang berpotensi merusak lingkungan dan kesehatan. Oleh karena itu, pelatihan ini difokuskan pada pengenalan pestisida nabati serta manajemen usaha tani untuk mendorong pertanian yang lebih berkelanjutan.
Upaya ini merupakan bagian dari komitmen Sekolah Vokasi IPB University dalam mendukung pemberdayaan petani lokal melalui inovasi-inovasi pertanian yang lebih ramah lingkungan. Dengan pengetahuan yang diberikan, petani diharapkan dapat menerapkan teknologi ini dalam jangka panjang untuk meningkatkan kesejahteraan mereka serta menjaga keberlanjutan ekosistem pertanian. Program-program pelatihan vokasional semacam ini sangat penting dalam menjawab tantangan pertanian masa depan yang semakin kompleks. (NZW)