24 Oktober 2024
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dijalankan oleh Kemendikbudristek telah memberikan kesempatan emas bagi mahasiswa Indonesia untuk memperkaya pengalaman mereka di dunia nyata melalui kegiatan magang. Salah satu mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University, Gina Saviera, tengah menjalani program Magang Bersertifikat Kebudayaan (MBK) di Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I Aceh sebagai bagian dari program MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat) Batch 7.
Gina, yang merupakan mahasiswa Program Studi Ekowisata, melihat magang ini sebagai kesempatan langka untuk belajar dan beradaptasi dalam lingkungan yang memiliki kebudayaan kuat dan unik. “Aceh dikenal sebagai ‘Serambi Mekkah’ dengan adat dan syariat Islam yang kental. Tinggal dan bekerja di sini menjadi pengalaman baru yang sangat berharga,” ungkap Gina.
Sebagai mahasiswa Ekowisata, Gina bertugas sebagai Asisten Pendata Cagar Budaya di Banda Aceh. Tugas utamanya adalah mendata cagar budaya, baik yang berupa bangunan fisik maupun kebudayaan tak benda. “Tugas saya tidak hanya soal mendata, tetapi juga mengenal sejarah dan nilai budaya di balik setiap situs. Ini memberikan wawasan baru yang tidak saya dapatkan di kelas,” jelasnya.
Selama magang, Gina berkesempatan untuk mengunjungi beberapa situs sejarah ikonik di Banda Aceh, seperti Masjid Baiturrahman dan Gunongan Aceh, serta belajar tentang budaya lokal melalui kuliner khas seperti Mie Aceh. Menurutnya, pengalaman ini adalah bagian dari “healing” dalam versi yang lebih edukatif. “Ekowisata sering dianggap prodi yang penuh dengan kegiatan healing, dan magang di sini memang healing dengan cara yang berbeda. Saya berkeliling, menikmati sejarah, budaya, dan kuliner, tapi sekaligus belajar banyak,” katanya sambil tertawa.
Namun, pengalaman magang Gina tidak sekadar menjelajahi situs-situs wisata. Ia juga terlibat dalam pendokumentasian kebudayaan tak benda, seperti bahasa dan tarian tradisional Aceh. Pengalaman ini memberikan pemahaman lebih mendalam tentang nilai-nilai budaya Aceh. “Budaya Aceh itu sangat kaya, dan memiliki nilai historis yang tinggi. Saya merasa beruntung bisa belajar langsung dari sumbernya, dari masyarakat yang mempraktikkannya sehari-hari,” tambah Gina.
Selain dari aspek edukatif, program MBK juga menantang Gina untuk beradaptasi dengan lingkungan yang sangat berbeda dari yang biasa ia temui. Bagi Gina, proses adaptasi ini tidak selalu mudah, tetapi sangat bermanfaat. “Tantangan terbesar mungkin adalah bagaimana menyesuaikan diri dengan budaya lokal, yang sangat berbeda. Tapi justru di situlah letak pembelajarannya,” ujar Gina.
Lebih jauh, Gina menyebutkan bahwa kemampuan beradaptasi ini adalah keterampilan penting yang ia dapatkan dari program magang ini. Menurutnya, MBKM bukan hanya soal menambah pengalaman kerja, tetapi juga memperkaya diri secara personal. “Magang MBK ini memberi saya kesempatan untuk tidak hanya belajar tentang pekerjaan, tetapi juga belajar tentang hidup di lingkungan yang berbeda. Saya jadi lebih menghargai perbedaan budaya dan belajar cara berinteraksi dengan masyarakat yang memiliki nilai-nilai yang berbeda,” jelasnya.
Di balik semua pengalaman yang ia dapatkan, Gina memiliki harapan agar lebih banyak mahasiswa IPB University yang tertarik untuk mengikuti program MSIB di bidang kebudayaan. “Saya berharap, ke depannya akan ada lebih banyak mahasiswa yang tertarik menjelajahi bidang kebudayaan melalui magang seperti ini. Banyak sekali yang bisa kita pelajari dari budaya bangsa kita sendiri, dan ini adalah kesempatan yang tidak datang dua kali,” ungkap Gina penuh semangat.
Menutup ceritanya, Gina menyampaikan bahwa pengalaman magang di BPK Wilayah I Aceh ini menjadi batu loncatan dalam karier dan impian masa depannya. “Ini adalah awal dari perjalanan panjang untuk berkarya dan mengambil peluang yang ada. Motto saya adalah ‘keep dreaming, hard working, and never afraid of failing’ — terus bermimpi, bekerja keras, dan tidak pernah takut untuk gagal. Saya percaya, pengalaman ini akan membekali saya dengan pengetahuan dan keterampilan yang berguna di masa depan,” pungkasnya dengan penuh keyakinan.
Melalui program ini, Gina dan mahasiswa lainnya mendapatkan kesempatan tidak hanya untuk memperdalam ilmu yang relevan dengan bidang studi mereka, tetapi juga untuk memahami dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia yang beragam. Program Magang Bersertifikat Kebudayaan (MBK) ini menjadi salah satu bukti nyata kontribusi MBKM dalam membentuk generasi yang cinta budaya dan siap menghadapi tantangan global (EKW/ASW)