28 Oktober 2024
Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) kembali menggelar Kongres Nasional ke-9, yang berlangsung pada 28-29 Oktober di Ruang Sidang Utama Rektorat Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Kongres kali ini mengusung tema “Peran Pendidikan Vokasi dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi Bangsa di Tengah Perubahan Iklim,” sebagai respons atas tantangan krisis pangan dan energi di tengah perubahan iklim yang semakin kompleks.
Acara ini dihadiri oleh 73 peserta dari 36 perguruan tinggi vokasi anggota FPTVI, serta lebih dari 200 peserta seminar, termasuk dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dari berbagai institusi vokasi di Indonesia. Kongres ini menjadi wadah strategis bagi pendidikan vokasi untuk memperkuat sinergi antarperguruan tinggi dalam menghadapi masalah ketahanan pangan dan energi.
Kegiatan kongres hari pertama diisi dengan Seminar Nasional bertema serupa, menghadirkan sejumlah narasumber ahli di bidang vokasi dan teknologi, seperti Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng., Ketua Pusat Unggulan Iptek (PUI) Teknologi Penyimpanan Energi Listrik Universitas Sebelas Maret (UNS), Prof. Dr. Eng. Ir. Agus Purwanto, S.T., M.T., serta Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Kerjasama, dan Pengembangan Sekolah Vokasi IPB University, Dr. Ir. Anita Ristianingrum, M.Si., dan ahli Gastronomi dan Pariwisata Fakultas Vokasi UNY, Dr. Minta Harsana, M.Sc.
Dalam paparannya, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Kerjasama, dan Pengembangan Sekolah Vokasi IPB University, Dr. Anita Ristianingrum mengangkat topik “Peran Pendidikan Tinggi Vokasi dalam Membangun Ketahanan Pangan Bangsa.” Dr. Anita menekankan pentingnya regenerasi petani dengan keterampilan teknologi tepat guna untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia. “Kebutuhan akan petani generasi milenial dan Gen Z yang menguasai teknologi tepat guna sangat mendesak. Bila tidak ada kaderisasi petani, produksi pertanian akan semakin menurun, dan kita akan semakin tergantung pada impor,” ujar Dr. Anita.
Lebih lanjut, Dr. Anita juga menjelaskan bahwa perguruan tinggi vokasi dan SMK memiliki peran penting dalam mengatasi masalah pangan dengan menyiapkan teknologi yang dibutuhkan para petani saat ini. “Lembaga pendidikan vokasi formal, baik SMK maupun perguruan tinggi vokasi, menyiapkan teknologi tepat guna yang diperlukan oleh petani saat ini,” jelasnya.
Dr. Anita juga menjabarkan kontribusi konkret dari Sekolah Vokasi IPB University dalam sektor pangan. Menurutnya, Sekolah Vokasi IPB University telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung ketahanan pangan, mulai dari pembangunan Green House dan lahan produksi di kampus, hingga pengembangan teknologi oleh program studi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak, serta peran program studi Manajemen Jasa Industri Makanan dan Gizi dalam menyediakan makanan bergizi. “Sekolah Vokasi IPB berkomitmen untuk berkontribusi dalam penanganan masalah pangan di Indonesia,” kata Dr. Anita.
Kongres IX FPTVI ini diharapkan dapat memperkuat peran pendidikan vokasi dalam menghadapi isu-isu strategis nasional, terutama di bidang pangan dan energi. Dengan melibatkan berbagai pihak dan institusi, FPTVI berkomitmen untuk terus berinovasi dan mengembangkan sinergi antarperguruan tinggi vokasi dalam upaya membangun bangsa yang mandiri dan berdaya saing di era perubahan iklim yang menantang (ASW).