Artikel di tulis oleh:
Dian Eka Ramadhani, S.Pi, M.Si – Dosen Program Studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan
Penyakit saat ini menjadi top issue nomor 1 yang saat ini sedang dihadapi oleh industri akuakultur. Selain itu, biaya pakan dan ketersediaan induk yang bebas penyakit juga menjadi kendala yang sedang dihadapi. Dalam dekade terakhir ini penyakit banyak menyebabkan kerugian baik secara ekonomi maupun sosial. Penggunaan antibiotik saat ini menjadi solusi cepat dalam menangani masalah penyakit pada ikan. Menurut Dian Eka Ramadhani, SPi, MSi,”penggunaan antibotik ini bisa menimbulkan beberapa masalah serius diantaranya bakteri penyebab penyakit menjadi lebih tahan atau resisten terhadap antibiotik yang diberikan, menimbulkan residu dan bisa pula berdampak pada keamanan pangan”. Probiotik menjadi salah satu solusi untuk mencegah penyakit pada ikan yang ramah lingkungan dan aman. Probiotik dapat berasal dari bakteri dan fungi yang baik. Kegiatan budidaya saat ini banyak menggunakan probiotik di awal pemeliharaan guna untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan ikan.
Strategi dalam penggunaan probiotik diantaranya, 1) Strain bakteri. Kelompok bakteri probiotik yang banyak digunakan dalam budidaya ikan terutama kelompok Bacillus (Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, Bacillus circulans, Bacillus coagulans), Lactobacillus acidophilus., Lactobacillus casei, Lactobacillus rhamnosus, Nitrosomonas sp., Nitrobacter sp., fungi Saccharomyces cerevisiae dan sebagainya. Menurut Dian “, kelompok mikroorganisme ini memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesehatan ikan, pengelolaan air, dan pertumbuhan”. Strain bakteri yang dikemas oleh industri bisa mono-spesies atau multi-spesies. Saat ini probiotik tipe multi-spesies yang paling banyak dijual di pasaran. Pertimbangan dalam memilih probiotik multi-spesies terutama golongan aerobik (memerlukan oksigen untuk pertumbuhan) yaitu perlu menambahkan aerasi dalam kolam, karena probiotik juga sama-sama perlu oksigen di kolam.
Metode pemberian, pemberian probiotik bisa melalui pakan, melalui pakan alami seperti Artemia, Dapnia, dan Moina atau melalui perendaman di air secara langsung. Menurut Dian,”pemberian yang paling efektif untuk ukuran benih hingga ukuran pembesaran yaitu melalui pakan, dengan cara coating pada pellet ikan. Pemberian probiotik untuk larva dapat melalui pakan alami tersebut. Bila tujuannya ingin memperbaiki kualitas air, bisa langsung ditebar di air dengan dosis yang sesuai. Dosis probiotik, Dosis ini menjadi faktor pembatas untuk mencapai efek menguntungkan yang optimal pada ikan. Standar kepadatan bakteri probiotik sekitar 106-1010 CFU/g pakan atau CFU/mL air. Beberapa penelitian probiotik yang telah dilakukan, dosis probiotik yang bisa digunakan yaitu 1% (10 g atau 10 mL probiotik untuk 1 kg pakan). Menurut Dian,” apabila seorang pembudidaya ingin menggunakan probiotik, sebaiknya melihat komposisi bakteri (strain bakteri) di label dan mengecek kepadatan bakteri apakah mencapai minimum 106 CFU/ml atau tidak. Bila tidak tertera keterangan tersebut, sebaiknya memilih produk lain yang mencantumkan kepadatan bakteri tersebut.
Lama pemberian probiotik, Durasi pemberian adalah faktor penting yang harus diperhatikan. Biasanya pemberian probiotik bisa 1-10 minggu di awal pemeliharaan. Menurut Dian,” lama pemberian ini ada hubungannya dengan pembentukan sel imun untuk kesehatan ikan, serta waktu yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan ikan. Bila probiotik diberikan melalui air, bisa diberikan di 2 minggu awal pemeliharaan. Pemberian probiotik tentunya dapat dilakukan selama periode budidaya dan dapat diaplikasikan baik untuk larva, benih, maupun air pemeliharaan. Strategi penggunaan probiotik ini dapat menjadi salah satu panduan bagi pembudidaya bila ingin menggunakan probiotik untuk budidaya ikan. (DER)
