Sabtu 8 Maret 2025
Sebagai bagian dari program riset “Peningkatan Produktivitas Hortikultura melalui Penerapan Pupuk Organik Berbasis Limbah untuk Mewujudkan Circular Economy di Jawa Barat”, tim peneliti Sekolah Vokasi IPB University kini tengah memproduksi bioaktivator. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu 8 (3) di Laboratorium SV IPB ini berujuan sebagai langkah awal untuk mendukung pembuatan pupuk organik cair (POC) dan pupuk organik padat (POP) di mitra Okiagaru Agricoop, Cianjur.
Bioaktivator yang dibuat menggunakan kombinasi bahan alami seperti bonggol pisang, keong mas, air cucian beras, dan molase, dengan metode perlakuan fermentasi aerobik. Setiap kombinasi bahan diuji dengan tiga kali pengulangan untuk menjamin konsistensi dan efektivitas.
Made Gayatri Anggarkasih, S.TP., M.Si., salah satu anggota tim peneliti, menjelaskan bahwa bioaktivator berperan penting dalam mempercepat proses dekomposisi limbah organik. “Bioaktivator ini menjadi kunci dalam mempercepat proses fermentasi bahan organik, sehingga pupuk yang dihasilkan dapat lebih cepat tersedia bagi tanaman,” ujar Made Gayatri.
Ia menambahkan bahwa penggunaan bioaktivator berbahan lokal juga menjadi bentuk inovasi dalam pengelolaan limbah berbasis sumber daya setempat. Menurutnya, pendekatan ini memperkuat prinsip keberlanjutan dalam pertanian.
Andini Tribuana Tunggadewi, SE., M.Si., anggota tim peneliti lainnya, menekankan pentingnya kontrol kualitas dalam pembuatan bioaktivator. “Setiap parameter seperti aroma, warna, suhu, dan pH harus diawasi ketat untuk memastikan efektivitas bioaktivator yang dihasilkan,” ungkap Andini.
Andini juga menyatakan bahwa bioaktivator hasil produksi ini akan diuji laboratorium sebelum digunakan untuk produksi POC dan POP. “Kami ingin memastikan bahwa mikroba yang dikembangkan benar-benar mampu meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman hortikultura,” tambahnya.
Dalam proses produksinya, tim menyiapkan tiga perlakuan bioaktivator dengan kombinasi bahan berbeda, diikuti dengan pemantauan parameter fermentasi selama 14 hari. Setiap perubahan aroma dan warna diamati untuk memastikan bioaktivator mencapai tahap fermentasi optimal.
Dengan langkah strategis ini, Sekolah Vokasi IPB University berharap dapat mendukung terciptanya ekosistem pertanian yang lebih ramah lingkungan dan meningkatkan nilai tambah dari limbah organik lokal. (ASW).
