Sekolah Vokasi IPB University Kembangkan Bioaktivator dari Limbah Lokal, Dorong Petani Hortikultura Mandiri dan Berdaya

Sekolah Vokasi IPB University kembali menunjukkan kontribusinya dalam pengembangan teknologi pertanian terapan melalui riset pemanfaatan limbah organik menjadi bioaktivator dan pupuk organik. Riset ini merupakan kolaborasi antara tim peneliti lintas keilmuan SV-IPB dan petani mitra di Kabupaten Cianjur, dalam rangka mewujudkan model pertanian mandiri yang berkelanjutan berbasis potensi lokal.

Menurut Agief Julio Pratama, S.P., M.Si., salah satu peneliti, riset ini berangkat dari pengamatan terhadap besarnya volume limbah pertanian dan pascapanen yang tidak termanfaatkan secara optimal. Limbah tersebut mencakup sayur-sayuran, kulit buah, hingga sisa komoditas hortikultura yang tidak layak jual. Kondisi ini menjadi peluang untuk menghadirkan inovasi berbasis riset yang mampu menjawab kebutuhan lapangan.

“Kami melihat bahwa limbah di sekitar petani mitra seperti kulit buah, bonggol pisang, dan bahkan hama keong mas bisa diolah menjadi bahan dasar pembuatan bioaktivator. Semua bahan kami ambil langsung dari sekitar lahan mitra, agar relevan dengan mikroorganisme lokal yang ada,” jelas Agief saat diwawancarai Kamis 1(5) kemarin.

Bersama mitra lokal, tim peneliti mengembangkan tahapan riset dua tahap. Tahap pertama adalah pembuatan bioaktivator menggunakan kombinasi bahan organik dan fermentasi aerobik. Bioaktivator ini kemudian diuji secara laboratorium untuk mengetahui efektivitas kandungan mikroorganisme seperti pelarut fosfat dan penambat nitrogen. Setelah didapatkan formulasi terbaik, tahap kedua dilakukan, yaitu produksi pupuk organik cair dan padat.

“Setelah kami uji, bioaktivator tersebut memiliki komposisi mikroorganisme yang sangat mendukung proses dekomposisi dan fermentasi limbah pertanian menjadi pupuk yang siap digunakan. Ini menjadi fondasi penting untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia,” tambah Agief.

Pupuk padat yang dikembangkan berasal dari limbah pascapanen, seperti sisa sayuran rusak, potongan pucat, hingga hasil panen yang tidak memenuhi standar pasar. Petani mitra bahkan melaporkan bahwa dalam satu hari bisa terkumpul 3 hingga 6 peti limbah, dengan berat mencapai 20 hingga 50 kg per peti. Ini membuktikan potensi bahan baku yang besar untuk diolah secara berkelanjutan.

“Kami ingin menciptakan sistem yang bisa membuat petani mandiri dalam produksi pupuk. Dengan pendekatan ini, tidak hanya limbah termanfaatkan, tetapi juga struktur ekonomi lokal bergerak, dan petani tidak lagi bergantung pada pupuk komersial,” ujarnya.

Inovasi ini juga diarahkan untuk mendukung pengembangan produk Teaching Factory Sekolah Vokasi IPB. Seluruh proses, dari bahan baku hingga formulasi pupuk, dirancang untuk menghasilkan produk yang bisa diuji pasar, diproduksi berkelanjutan, dan bernilai ekonomi. Dengan keterlibatan petani, siswa SMK, hingga tokoh masyarakat, riset ini menjadi model kolaboratif antara pendidikan vokasi dan komunitas lokal.

Melalui dukungan LPDP dan Kemendikbudristek, serta kolaborasi dengan mitra seperti Okiagaru Agricoop, SV-IPB menargetkan agar inovasi ini dapat menjadi salah satu produk unggulan daerah dan rujukan nasional untuk pengelolaan limbah pertanian yang produktif, ramah lingkungan, dan berdampak ekonomi langsung bagi petani. (ASW)

Alamat & Kontak

KAMPUS BOGOR – Jl. Raya Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat 16128

KAMPUS SUKABUMI – Jl. Sarasa No. 45, Babakan, Kec. Cibeureum, Kota Sukabumi, Jawa Barat 43142

Select the fields to be shown. Others will be hidden. Drag and drop to rearrange the order.
  • Image
  • SKU
  • Rating
  • Price
  • Stock
  • Availability
  • Add to cart
  • Description
  • Content
  • Weight
  • Dimensions
  • Additional information
Click outside to hide the comparison bar
Compare