
Rabu 14 Mei 2025
Sekolah Vokasi IPB University menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) untuk Penyusunan Naskah Akademik Program Magister Terapan Manajemen Agribisnis Berkelanjutan di IPB International Convention Centre pada Rabu (14/5). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian pembentukan program studi magister terapan yang saat ini tengah didorong secara aktif oleh Sekolah Vokasi IPB sebagai upaya penguatan pendidikan vokasi jenjang lanjut.
Dalam sambutannya, Dr. Aceng menegaskan urgensi pembentukan program magister terapan sebagai langkah strategis untuk memperluas jenjang pendidikan vokasi di Indonesia. “Kami menginisiasi program ini sebagai jawaban atas kebutuhan peningkatan kompetensi dan daya saing lulusan, serta kontribusi pada keberlanjutan sektor agribisnis nasional,” tegasnya.
Menurutnya, Program Magister Terapan Manajemen Agribisnis Berkelanjutan akan memadukan keilmuan agribisnis, manajemen, dan lingkungan secara aplikatif. “Kami ingin program ini memiliki identitas kuat, tidak hanya sebagai simpul dari berbagai disiplin ilmu, tetapi juga sebagai garda depan dalam mendorong SDGs dan bisnis agribisnis yang ramah lingkungan,” lanjut Dr. Aceng.
Padas sesi pertama FGD ini menghadirkan narasumber industri, Dr. Ir. Erwin Susanto Sadirsan, MM., MBA (PT Pertamina) dan Ir. Tejo Pramono (Rumah Rani Kopi). Erwin menyampaikan pentingnya kompetensi digital dan strategi keberlanjutan dalam menghadapi tantangan global agribisnis. “Transformasi digital dan keberlanjutan adalah kunci. Lulusan harus menguasai teknologi, data, dan rantai pasok, serta memiliki kapabilitas lintas disiplin,” ujar Erwin.
Ia menambahkan, pendekatan pembelajaran berbasis studi kasus dan praktik industri yang dilengkapi sertifikasi kompetensi akan meningkatkan daya saing lulusan. Menurutnya, desain kurikulum seperti ini dapat menjawab kebutuhan SDM untuk transformasi digital sektor energi dan pangan nasional.
Sementara itu, Ir. Tejo Pramono menyoroti pentingnya filosofi keberlanjutan dalam agribisnis, khususnya dalam sektor kopi. “Mindfulness dalam agroindustri berarti kesadaran akan hubungan manusia dengan alam. Dalam praktiknya, kualitas kopi sangat ditentukan oleh ekologi, genotipe, dan teknik pengolahan yang berkelanjutan,” ungkap Tejo.
Menurutnya, keberlanjutan bukan sekadar aspek teknis, tetapi mencakup nilai-nilai keberadaan bersama (inter-being) yang mencerminkan keharmonisan antara manusia dan alam.
Pada sesi kedua, pembahasan mengerucut pada desain kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE). Dr. Ir. Sri Sundari, M.Si (Politeknik Negeri Jember) menyampaikan bahwa keterlibatan dunia industri sangat penting untuk memastikan relevansi kurikulum. “Penerapan OBE dan kepatuhan pada Permendikbud No. 53 Tahun 2023 menjadi dasar dalam menjamin mutu pendidikan magister terapan,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Dr. Feryanto, S.P., M.Si dari Asosiasi Agribisnis Indonesia (AAI). Ia menekankan pentingnya kurikulum modular dan project-based learning untuk menjawab tantangan disrupsi global. “Lulusan harus siap dengan hard skill, soft skill, dan literasi digital. Agribisnis ke depan membutuhkan wirausahawan cerdas teknologi, dan mampu menjadi agen perubahan,” tegas Feryanto.
Menurutnya, integrasi antara pendidikan tinggi dan kebutuhan industri menjadi kunci dalam menghasilkan lulusan agribisnis yang unggul dan adaptif. AAI siap mendukung pengembangan kurikulum ini melalui konsorsium nasional dan benchmarking internasional.
Kegiatan FGD ini juga dihadiri oleh jajaran pimpinan SV IPB University termasuk Wakil Dekan Sumberdaya, Wakil Dekan Akademik, Kepala Standar Mutu IPB, dan Ketua Komisi Pendidikan SV IPB. Para peserta aktif berdiskusi mengenai tren industri, tantangan perubahan iklim, dan peran teknologi digital.
Dengan FGD ini, SV IPB berharap dapat menyusun naskah akademik yang komprehensif, aplikatif, dan relevan dengan kebutuhan industri. Program Magister Terapan ini diharapkan menjadi pionir pendidikan vokasi berkelanjutan di Indonesia, sekaligus mencetak pemimpin agribisnis masa depan yang tangguh, inovatif, dan berpihak pada keberlanjutan. (MAB/ASW)

