
Bogor, 24 Juli 2025 – Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (SV IPB) menjadi tuan rumah kegiatan Monitoring dan Evaluasi (MONEV) Eksternal Penelitian Berdikari Skema EMAS LPDP, yang digelar pada Kamis (24/7) di Kampus SV IPB University. Kegiatan ini bertujuan untuk meninjau kualitas luaran penelitian dan efektivitas pemanfaatan dana hibah riset.
MONEV ini dihadiri oleh Tim Dirjen Sains dan Teknologi (Saintek) Kemendikbudristek, antara lain Heru Pranoto selaku Tim Pakar Berdikari, Budi Irawan, Dela Fahriana Havityaningtyas, serta Sri Marasi Lm. Aritonang. Sementara dari pihak SV-IPB, hadir Dekan SV IPB Dr. Ir. Aceng Hidayat, M.T., Ketua Tim Peneliti Dr. Doni Sahat Tua Manalu, S.E., M.Si., Wakil Manajemen, Dr. Helianthi Dewi, S.Hut., M.Si., dan tim peneliti lainnya.
Dalam kegiatan ini, dipaparkan kemajuan penelitian bioaktivator berbasis teknologi pengolahan pupuk ramah lingkungan. Hasilnya menunjukkan percepatan proses aplikasi pupuk dari 1–2 bulan menjadi hanya 2 minggu, serta potensi peningkatan nilai ekonomi petani hingga 30% dalam jangka pendek dan mencapai 70% dalam jangka panjang.
Riset ini juga melibatkan kolaborasi dengan Mitra penelitian Koperasi Okiagaru Agricroop, serta berkolaborasi dengan SMKN 2 Cilaku, tempat siswa dan guru aktif dalam penerapan teknologi pengolahan limbah. “Kami mengintegrasikan proses belajar dengan implementasi nyata, agar teknologi ini juga menjadi media pembelajaran bagi generasi muda,” ujar Dr. Doni.
Dr. Doni menambahkan bahwa dukungan LPDP dan Kemendikbudristek sangat krusial dalam memperluas jangkauan riset terapan. “Pendekatan vokasional yang kami lakukan berfokus pada dampak langsung di lapangan, bukan hanya publikasi.”
Dekan SV IPB, Dr. Aceng Hidayat, dalam sambutannya menyampaikan bahwa riset-riset di SV-IPB harus berbasis implementatif dan menjawab persoalan nyata di masyarakat. “Penelitian terapan tidak hanya harus relevan, tetapi juga harus berkelanjutan dan memiliki tingkat pemanfaatan tinggi. Inilah mengapa setiap program studi harus memiliki roadmap riset yang jelas dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat,” tegasnya.
Dr. Aceng Hidayat juga menekankan pentingnya menyusun rencana keberlanjutan dan strategi pemanfaatan hasil riset. “Sekolah Vokasi harus menjadi penggerak riset yang solutif dan berorientasi pada kebermanfaatan secara nasional,” tambahnya.
Dalam sesi evaluasi, Tim Pakar Berdikari, Heru Pranoto, menyoroti pentingnya pelengkapan dokumen administratif seperti laporan HAKI, rencana bisnis, dan analisa pasar sebagai syarat keberlanjutan penelitian. “Dokumen yang lengkap dan tepat waktu merupakan indikator profesionalisme dalam pengelolaan riset,” ungkap Heru.
Kegiatan MONEV ini merupakan bagian dari Penelitian Katalisator Berdikari Skema Emas ini di danai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang diprakarsai oleh Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi (Minat Saintek), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) tahun anggaran 2025. (ASW)
