
Sabtu 11 Oktober 2025
Sekolah Vokasi IPB University melalui Tim Bimbingan Konseling dan Coaching kembali menggelar agenda penguatan kapasitas mental mahasiswa melalui kegiatan webinar bertajuk “Survive and Thrive: Mengelola Kesehatan Mental dalam Kehidupan Perkuliahan”. Webinar ini dilaksanakan secara daring pada Sabtu (11/10), dan merupakan hasil kolaborasi antara Tim Konseling Sekolah Vokasi IPB, Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor, dan Agrianita Sekolah Vokasi IPB University.
Ketua Bidang Konseling SV-IPB, Rosyda Dianah, S.K.M., M.K.M., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Sekolah Vokasi dalam membentuk generasi mahasiswa yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga kuat secara emosional dan spiritual. Menurutnya, mahasiswa perlu menyadari bahwa kesehatan mental adalah bagian integral dari kesuksesan akademik dan kehidupan personal mereka.
“Kami ingin membangun kesadaran bahwa kesehatan mental bukan isu pinggiran, tetapi inti dari kemampuan mahasiswa untuk bertahan dan berkembang selama masa kuliah. Inilah mengapa kegiatan seperti ini menjadi penting untuk terus dilakukan secara berkelanjutan,” ujar Rosyda.
Rosyda juga menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi ruang refleksi dan pembelajaran bersama untuk para mahasiswa agar mereka tidak merasa sendiri dalam menghadapi tekanan studi, relasi sosial, maupun dinamika hidup lainnya. Kegiatan ini adalah bagian dari upaya SV-IPB sebagai kampus pelopor inovasi dan solusi berkelanjutan dalam membentuk lingkungan akademik yang sehat dan inklusif.
Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, Dr. Ir. Rina Martini, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa mahasiswa saat ini dihadapkan pada tekanan yang kompleks, baik secara akademik maupun sosial. Oleh karena itu, menurutnya, menjaga kesehatan mental bukan lagi pilihan, tetapi keharusan yang perlu didukung oleh institusi secara sistematis.
“Mahasiswa kita adalah generasi yang penuh potensi, namun mereka juga rentan terhadap stres dan tekanan yang tak terlihat. Melalui kegiatan seperti ini, kita ingin menanamkan bahwa menjaga mental bukan kelemahan, tetapi bagian dari upaya menjadi pribadi yang utuh dan sukses,” ujarnya.
Ia berharap program konseling dan pendampingan kesehatan mental dapat terus berlanjut dan terintegrasi dalam sistem kemahasiswaan SV-IPB sebagai bentuk konkret kepedulian institusi terhadap kesejahteraan mahasiswa.
Ketua Pendampingan Mental Health SV-IPB, Dyah Prabandari, S.P., M.Si., juga menyampaikan bahwa webinar ini merupakan salah satu bentuk sinergi antara institusi pendidikan dan lembaga kesehatan dalam membangun pemahaman serta keterampilan mahasiswa menghadapi tantangan psikologis selama masa studi.
Menurutnya, mahasiswa membutuhkan ruang aman dan pendekatan yang humanis dalam menghadapi dinamika akademik dan kehidupan pribadi.
“Kami ingin membangun kesadaran bahwa tidak apa-apa untuk merasa lelah, asal kita tahu ke mana harus mencari bantuan. Mental yang kuat bukan berarti tanpa masalah, tetapi tahu cara menghadapinya,” kata Dyah.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari gerakan jangka panjang untuk mewujudkan kampus yang inklusif dan peduli terhadap isu-isu psikososial mahasiswa.

Webinar ini menghadirkan narasumber utama, DR. dr. Fidiansjah, SpKJ, MPH, seorang Dokter Ahli Utama dari Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RSJ Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa konsep “survive and thrive” tidak hanya berbicara soal bertahan dari tekanan, tetapi juga tentang menumbuhkan kekuatan dari dalam untuk berkembang menjadi pribadi yang utuh dan berdaya.
“Hidup tidak hanya soal bertahan, tapi tentang bertumbuh dengan kesadaran diri. Jiwa adalah pusat kendali kehidupan. Saat jiwa tenang, pikiran jernih, dan raga bergerak ke arah yang benar. Sebaliknya, saat jiwa terguncang, hal-hal kecil pun terasa berat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya membangun keseimbangan antara empat aspek kecerdasan: IQ (Intellectual Quotient), EQ (Emotional Quotient), AQ (Adversity Quotient), dan SQ (Spiritual Quotient) sebagai pilar dalam menciptakan ketahanan jiwa.
Menurutnya, proses menjadi pribadi yang tangguh adalah perjalanan yang tidak instan. Ia mengajak peserta untuk terus berproses, tidak takut gagal, dan menjadikan setiap rintangan sebagai latihan untuk bangkit dan belajar lebih kuat.
“Perjalanan hidup adalah ruang belajar. Bangkit dari kegagalan adalah proses bertumbuh. Jangan berhenti hanya karena jatuh,” pungkasnya.
Kegiatan diikuti oleh 68 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, serta anggota Agrianita Sekolah Vokasi IPB. Webinar berlangsung dalam suasana interaktif, khususnya pada sesi tanya jawab yang membahas topik-topik penting seperti stres akademik, kecemasan sosial, serta cara membangun ketangguhan mental di lingkungan kampus.
Sebagai bentuk apresiasi, penghargaan secara simbolis diserahkan kepada narasumber oleh Ketua Agrianita SV-IPB, Ir. Yogi Vidyaztutie S. Kegiatan kemudian ditutup dengan sesi dokumentasi bersama dan penyampaian pesan penutup oleh MC, Najla Nailah, mahasiswi Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi.
Melalui kegiatan ini, Sekolah Vokasi IPB University kembali menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung kesejahteraan psikologis mahasiswa. Sebagai bagian dari IPB University, kampus pelopor inovasi dan solusi berkelanjutan, SV-IPB berupaya mewujudkan kampus yang tidak hanya mencetak lulusan unggul secara akademik, tetapi juga tangguh secara mental dan emosional. (ASW)