
1 September 2024
Sekolah Vokasi IPB University menjadi pendamping dalam program Sustainable Use of Peatland and Haze Mitigation in ASEAN (SUPA ASEAN) di Aceh Barat dan Nagan Raya. Inisiatif ini merupakan kolaborasi antara Anwar Muhammad Foundation, GiZ Jerman, dan Sekolah Vokasi IPB University untuk pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan.
Program pendampingan ini berlangsung selama tiga bulan, dimulai pada Juni hingga akhir Agustus 2024, dengan fokus utama pada penguatan kapasitas Tim Kelompok Peduli Pengelolaan Ekosistem Gambut (TKPPEG). Dosen Sekolah Vokasi IPB University, Muhammad Iqbal Nurulhaq SP MSi berperan sebagai tenaga ahli dalam proses pengembangan komunitas dan kapasitas kelembagaan.
Dalam rangkaian Focus Group Discussion (FGD), tiga komoditas unggulan telah dipilih untuk dikembangkan di 10 desa, yaitu nanas, lele, dan madu linot. Komoditas ini dipilih berdasarkan potensi lokal dan direncanakan untuk meningkatkan daya saing serta ekonomi lokal.
Menurut Muhammad Iqbal memilih komoditas unggulan harus berdasar pada potensi yang ada. “Pemilihan komoditas unggulan ini didasarkan pada potensi pengembangan jangka panjang yang mampu mendukung ekonomi berkelanjutan di wilayah tersebut” ujar Muhammad Iqbal
Forum keterlibatan langsung diadakan pada akhir Agustus 2024 dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari pemerintah, akademisi, bisnis, dan NGO. Diskusi dilakukan menggunakan mekanisme World Café, memungkinkan TKPPEG untuk bertemu langsung dengan berbagai pihak dan berdiskusi tentang prospek kerjasama lebih lanjut.
Dalam forum ini, kelompok masyarakat membahas berbagai strategi dengan para pemangku kepentingan terkait pemasaran produk unggulan dan pengembangan kapasitas masyarakat.
Iqbal menambahkan kolaborasi ini adalah langkah penting dalam membangun jaringan yang lebih kuat antara komunitas lokal, pemerintah, dan sektor bisnis.
“Program SUPA ASEAN berfokus pada mitigasi kabut asap dan pengelolaan lahan gambut yang lebih berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya regional untuk mencegah kebakaran lahan gambut dan mendukung ekonomi masyarakat lokal” kata Muhammad Iqbal.
Kesepakatan kerja sama yang dicapai dalam forum ini diharapkan menjadi landasan bagi pengembangan ekonomi lokal berbasis komoditas unggulan, sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem gambut di Aceh Barat dan Nagan Raya. Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana sinergi antar sektor dapat memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat vokasional dan lingkungan. (MIN/NPA)
