Minggu (11/9), Program studi Manajemen Agribisnis (MAB) Sekolah Vokasi IPB menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “Horticulture Agribusiness Sektor in the Asian Market” di Gedung Zeta, Sekolah Vokasi IPB University, minggu 11 September 2023. Kuliah umum tersebut menghadirkan dosen tamu Profesor Fumie Takanashi dari Faculty of International Agriculture and Food Studies Department of Food Environment Economics Tokyo University of Agriculture, Jepang.
Ketua program studi MAB Intani Dewi, S.Pt., M.Sc., M.Si., mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa khususnya dalam bidang agribisnis internasional. Ia berharap acara ini mampu menambah pengalaman mahasiswa dalam mempelajari pasar bisnis internasional secara berkelanjutan.
“Kuliah umum ini akan membawa pengalaman yang baik untuk mahasiswa dalam memahami pasar bisnis internasional. Ini akan sangat menjadi pengalaman berharga khususnya bagi para peserta dan kami program studi manajemen agribisnis.” Ujar Intani Dewi.
Intani Dewi menambahkan, kuliah umum ini juga merupakan kegiatan program dari Sekolah Vokasi yang terkait Indikator Kinerja Utama (IKU) Program Studi. Acara dilakukan secara hybrid dan dihadiri lebih dari 500 peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, praktisi, dan pelaku usaha.
Dalam penyampaian materinya, Profesor Fumie Takanashi membahas tentang sektor agribisnis hortikultura di pasar Asia. Ia menyebutkan bahwa terdapat ilustrasi penelitian hortikultura dengan studi kasus produk berbagai buah di China, Vietnam, dan Jepang.
“Pada sektor agribisnis hortikultura di pasar Asia, perekonomian pertanian pangan terkena dampak urbanisasi yang mengubah pola makan, restrukturisasi rantai pasok, revolusi di bidang ritel, integrasi pasar faktor, dan perubahan produksi pertanian. Sedangkan untuk rantai pasok, khususnya produk hortikultura, jaringan supermarket dipandang sebagai pendorong utama perubahan tersebut.” Ungkap Profesor Fumie.
Pernyataan Profesor Fumie diatas menambahkan bahwa sektor agribisnis hortikultura di pasar Asia mengalami perubahan yang signifikan. Menurutnya, hal tersebut perlu disoroti terkait aspek ekspor dan dampaknya terhadap rantai nilai hortikultura di pasar Asia.
“Aspek hubungan antara produksi hortikultura di berbagai negara terjadi karena dampak luas yang ditimbulkan terhadap petani kecil dan konsumen di negara yang memasok produk tersebut.” pungkasnya. (HW/GAS/ASW)