Dosen Sekolah Vokasi IPB University melaksanakan program Dosen Mengabdi Inovasi di Kecamatan Panarukan, Situbondo, Jawa Timur. Kegiatan diikuti oleh para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) produsen petis se-Kecamatan Panarukan.

Program berupa peningkatan kualitas dan keamanan petis ikan melalui pendataan, edukasi dan pendampingan penerapan cara produksi pangan olahan yang baik (CPPOB).

Ketua tim pengabdian, Dr C Eny Indriastuti mengatakan, pengelolaan petis ikan harus sesuai dengan standar pangan, sehingga kualitas kebersihan dan keamanan terjaga.

“Hal ini juga dapat memberikan kesempatan produk petis dipasarkan ke luar daerah,” papar Dosen Program Studi (Prodi) Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan Sekolah Vokasi IPB University ini.

Selain Dr Eny, narasumber pada kegiatan ini juga berasal dari lintas prodi, yakni Ima Kusumanti, SPi, MSc (Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan), Dr Dewi Sarastani (Supervisor Jaminan Mutu Pangan) dan drh Tetty Barunawati Siagian, MSi (Paramedik Veteriner).

“Kegiatan ini diharapkan tidak hanya sosialisasi tentang rencana pendampingan yang akan dilakukan, tetapi juga sampai mereka memiliki kelembagaan sertifikat halal dan kemasan lebih bagus. Hal itu diharapkan bisa berdampak pada pemasaran produk yang lebih luas di luar Kabupaten Situbondo,” ujar Dr Eny.

Dalam materinya, ia memaparkan penerapan CPPOB mulai dari lingkungan produksi, bangunan dan fasilitas industri rumah tangga (IRT), peralatan produksi, suplai air, fasilitas dan kegiatan hygiene-sanitasi, pemeliharaan dan program, hingga pelatihan karyawan.

Sementara Dr Dewi memberikan pemahaman terhadap sertifikasi perizinan industri rumah tangga pangan (IRTP) dalam hal ini pemberian nomor P-IRT dan tata cara pemeriksaan sarana produksi pangan industri rumah tangga.

Pentingnya pelaksanaan pre-requisite program (PRP) turut disampaikan oleh Ima Kusumanti. PRP merupakan tindakan prosedural yang mengurangi kemungkinan (likelihood) dari satu bahaya keamanan pangan atau bahaya mutu pangan terjadi, tetapi mungkin tidak berhubungan langsung dengan aktivitas yang terjadi selama produksi.

Adapun drh Tetty membahas tentang pengendalian hama dalam aktivitas UMKM petis ikan. Hal tersebut dinilainya penting agar kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan tetap terjaga. Contoh pengendalian hama meliputi pengendalian serangga, penyimpanan bahan baku, hingga penggunaan pestisida.

Dalam pelaksanaan pendampingan program ini, peserta sangat antusias dan berharap dukungan pemerintah daerah dalam mensupport keamanan petis ikan melalui pendataan, edukasi dan pendampingan penerapan CPPOB. (ASW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *