15 Mei 2024
Sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya karantina ikan dalam strategi pelestarian perikanan Indonesia, Program Studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan, Sekolah Vokasi IPB University, mengadakan kembali kegiatan Praktisi Mengajar pada Selasa, (14/5) kemarin. Praktisi Mengajar kali ini mengusung tema urgensi karantina ikan bagi masa depan perikanan Indonesia. Kegiatan bertempat di Ruang Kerapu, Bak Perikanan SV-IPB, serta berlangsung secara hybrid.
Hadir sebagai dosen praktisi Dr. Heny Budi Utari, M.Kes dari PT. Central Proteina Prima Tbk. Dr. Heny dalam pemaparannya, menekankan pentingnya langkah-langkah dalam menjalankan karantina ikan. “Prosedur karantina ikan melibatkan beberapa tahapan penting, mulai dari aklimatisasi hingga pemeriksaan kesehatan ikan,” ujarnya.
Selanjutnya, Dr. Heny menekankan pentingnya pengawasan ketat selama masa karantina untuk memastikan kesehatan ikan. Ia menjelaskan proses detil pemeriksaan yang dilakukan jika terdapat indikasi adanya penyakit pada ikan.
“Jika ada tanda penyakit, dilakukan pemeriksaan patologi dengan diagnosis level satu dan dua untuk menentukan kondisi ikan dan langkah-langkah penanganannya. Ikan yang sehat atau yang dinyatakan bebas dari hama dan penyakit kemudian dapat dipindahkan ke bak pemeliharaan” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Program Studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan, Dr. Wiyoto, S.Pi, M.Sc, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh team teaching mata kuliah. “Kegiatan ini sangat baik dalam pendalaman mata kuliah, saya ucapkan terima kasih kepada tim teaching, dosen di program studi dan mahasiswa semuanya” ujar Dr. Wiyoto.
Selanjutnya, Dr Wiyoto juga menyoroti pentingnya karantina ikan dalam menjaga kelestarian perikanan Indonesia. “Karantina ikan merupakan tindakan pencegahan yang vital untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit ikan, baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Ini menjadi salah satu upaya KKP dalam menjaga mutu dan keamanan hasil perikanan serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi” pungkasnya. (APF/ASW)
